serius terhadap masalah kesehatan. Pernyataan ini sungguh mengejutkan. Namun, penelitian ternyata sudah mengungkapnya.
Kosmetik telah dipakai banyak kalangan masyarakat lebih dari 5000 tahun lalu. Kosmetik dimanfaatkan sebagai salah satu cara memodifikasi atau mengubah penampilan seseorang.
Kosmetik dipakai di masa lampau dengan berbagai alasan, termasuk untuk menunjukkan kelas sosial, status atau jenis kelamin, melindungi kulit dari sinar matahari, atau membuat pemakainya terlihat lebih cantik.
Kosmetik juga telah dipakai untuk menutupi kulit yang rusak, kerutan yang disebabkan oleh penyakit, bahkan noda-noda di wajah. Tapi, bagaimana dampak kosmetik bila dilihat dari segi kesehatan?
Seperti dikutip dari The Sun, Rabu (23/12/09), kulit dapat menyerap campuran bahan kimia berbahaya dari kosmetik. Bahan berbahaya ini berkaitan dengan penyakit kanker, kemandulan, dan masalah serius pada hormon.
Hal paling membahayakan adalah, para remaja yang mulai menggunakan makeup lebih rentan terhadap kerusakan kulit akibat bahan kimia dalam kosmetik.
Seperti dilaporkan, remaja putri Inggris mulai memakai produk kosmetik sejak usia 11 tahun. Namun, hal mengejutkan adalah, beberapa salon di Inggris bahkan diperuntukkan bagi anak-anak berusia 6 tahun.
Dari tes laboraturium pada gadis berusia 14-19 tahun didapatkan hasil, bahwa kulit mereka sudah terkontaminasi dengan bahan kimia berbahaya. Bahan kimia tersebut, di antaranya phthalates, triclosan, parabens, dan musks. Para peneliti menegaskan, semua bahan kimia di atas memengaruhi kanker dan gangguan hormon.
Ketakutan lainnya yang diakibatkan oleh pemakaian makeup terus-menerus adalah berhubungan dengan depresi dan pubertas dini.
Sebuah penelitian dari The Environmental Working Group pertama kali melihat dampak pemakaian kosmetik pada remaja. Tim yang berdomisili di Washington DC, Amerika ini menemukan hasil, para remaja biasanya menggunakan sekira 17 produk perawatan setiap harinya, seperti cat kuku dan cat rambut. Bak wanita dewasa, mereka tanpa ragu mengenakan cat kuku serta pewarna rambut. Padahal, usia mereka masih 13 tahun.
“Makin kesini, kebanyakan gadis yang beranjak remaja memiliki ritual ber-makeup setiap harinya,” ujar Campaigner Stacy Malkan, salah seorang peneliti.
Lebih lanjut, Malkan menambahkan, “Makeup dipakai tebal sehingga mereka terkena paparan bahan kimia berbahaya. Dan ini adalah kabar buruk bagi kesehatan gadis remaja,” tandasnya.(ftr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar