MalangBisnis.com - Cinta orangtua pada anak sepanjang masa. Tak peduli bagaimana sifat dan ulah anak, orangtua pasti selalu menggulirkan rasa sayang tanpa henti. Namun demikian, tak jarang rasa sabar dan kasih ini acap kali mendapatkan ujian, terutama saat si kecil sedang mengamuk dan marah-marah.
Lain waktu si kecil tiba-tiba marah dan mengamuk, coba terapkan beberapa langkah berikut ini:
Jangan gubris
“Saat anak sedang mengamuk, akal sehat mereka mengalami distraksi sehingga emosilah yang mendominasi bagian otak bernama Korteks, area ini berfungsi untuk mengambil keputusan dan menyimpulkan situasi,” jelas Jay Hoecker, MD, dokter anak yang berdomisili di Minnesota, AS.
Maka dari itu, Hoecker tidak menyarankan Anda untuk berdiskusi dengan anak saat mereka tengah marah dan mengamuk. Sebab, dalam kondisi emosi yang demikian, area otak yang berfungsi untuk berdiskusi sedang tidak bekerja dengan baik. Hal serupa juga terjadi pada orang dewasa.
“Mengajak anak yang sedang marah-marah untuk berdiskusi dengan tenang, sama saja dengan mengajarkan bagaimana cara berenang pada seseorang yang bakal tenggelam. Ini adalah kondisi di mana tak ada yang bisa Anda lakukan untuk mengubah keadaan jadi lebih baik. Sebaiknya Anda diam, tetap perhatikan, dan sebisa mungkin perlihatkan pada anak bahwa Anda tidak melayani sikap buruknya tersebut,” terang penulis buku The Kazdin Method for Parenting the Defiant Child tersebut.
Berikan waktu dan ruang
“Terkadang saat sedang tidak mood dan kesal, sejumlah anak perlu merilis dan mengekspresikan amarahnya. Jadi biarkanlah,” ujar Linda Pearson, perawat dan penulisThe Discipline Miracle.
Namun demikian, saat Anda ingin memberikan anak keleluasaan untuk melampiaskan rasa kesalnya, pastikan tidak ada ada barang disekitarnya yang dapat melukai dirinya juga orang lain.
“Saya percaya bahwa pendekatan ini dapat menolong anak untuk mengendalikan amarahnya dengan cara tidak merusak apa pun. Sebab, saat anak diberikan waktu dan ruang untuk mengendalikan sendiri amarahnya, mereka belajar untuk mengontrol emosi demi kepentingan orang banyak dan pribadi. Saling berteriak antara anak dan orangtua bukan cara bijak dalam menangani emosi anak yang naik turun. Ini malah akan membuat mereka mendendam dan bakal melampiaskannya pada obyek lain,” urainya.
Cari tahu sumber frustrasi si kecil
Menurut seorang dokter anak, Dr Hoecker, anak berusia di bawah dua tahun hanya menguasai tak lebih dari 50 kata. Jadi, mereka kesulitan untuk mengutarakan atau menjelaskan apa yang membuat mereka mengamuk dan marah. Maka dari itu, cobalah menciptakan kode dan bahasa isyarat yang dipahami oleh anak dan Anda. Tujuannya, lain waktu si kecil marah dan ingin memberi tahu apa yang membuatnya kesal, bahasa kode dan isyarat tersebut bisa menjadi “jembatan” yang dapat meredam keadaan yang panas.
Pelukan
“Memeluk anak yang sedang berulah mungkin adalah hal terakhir yang ingin Anda lakukan padanya, tapi percayalah, pelukan merupakan 'senjata' ampuh dalam menenangkan anak usia balita yang sedang marah dan emosi,” ujar Ray Levy, PhD, psikolog klinis dan penulisTry and Make Me! Simple Strategies That Turn Off the Tantrums and Create Cooperation.
“Berikan pelukan yang tulus dan menenangkan, bukan pelukan menggemaskan sembari mencium pipinya. Saat melakukannya, jangan mengeluarkan kata-kata. Saat dipeluk, anak pasti akan berontak, tapi bertahanlah dengan terus menguatkan pelukan. Cara ini akan membuat anak semakin yakin akan cinta Anda yang tanpa syarat bahwa Anda sayang padanya bukan hanya saat mereka baik, tapi juga saat sedang berulah,” tambahnya.[MB-9]
Dilihat :
Follow us on Twitter @MalangBisnisCom
Tidak ada komentar:
Posting Komentar