MALANG-BISNIS.com - Sebagian wanita ingin menjalankan puasa Ramadan selama sebulan penuh. Sehingga, mereka meminum obat untuk menunda siklus haid selama Ramadan. Wanita yang mengonsumsi obat-obatan penunda menstruasi tanpa pengawasan dokter dapat berakibat buruk bagi kesehatan mereka.
Beberapa merek obat penunda menstruasi yang sering dipakai wanita terutama yang belum menikah menimbulkan beberapa efek samping terhadap kesehatan. Primolut tablet N norethisterone misalnya, berisi bahan aktif produk sintetis yang mirip hormon progesteron, hormon alami wanita.
Hormon ini pada gangguan menstruasi, keluhan pramenstruasi, keluhan yang berhubungan dengan payudara saat menstruasi, endometriosis dan perdarahan menstruasi berat.Dr Hanan Oyara, konsultan ginekolog di Al-Amin Hospital di Taif, mengingatkan agar membatasi penggunaan obat penunda menstruasi. “Tablet tersebut dapat mengakibatkan komplikasi kesehatan yang serius, termasuk kemungkinan menyebabkan kemandulan,” katanya seperti dikutip dari Arab News.
Dr Dalal Namnaqani, konsultan ahli patologi di King Abdul Aziz Rumah Sakit Spesialis di Taif, mengatakan bahwa konsumsi obat penunda menstruasi harus di bawah pengawasan medis. Penggunaan dan kuantitasnya pun harus dibatasi dan hanya dalam jangka waktu tertentu. Biasanya, obat penunda menstruasi digunakan wanita yang akan melaksanakan ibadah haji.
Walaupun peringatan medis bahaya penggunaan tablet ini, pengguna obat pencegah menstruasi cenderung makin tinggi saat Ramadan. Selama Ramadan di Arab Saudi, jumlah wanita muda yang membeli obat tanpa resep dokter meningkat beberapa kali lipat.
Ulama Saudi, Sheikh Abdul Mohsen Al-Obaikan sebelumnya mengeluarkan fatwa bahwa minum tablet untuk menunda menstruasi diperbolehkan asalkan tidak berefek negatif pada kesehatan bagi yanng bersangkutan.(MB-8)
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar