MalangBisnis.com - MEMBANGUN rumah tumbuh memang menarik.Anda tidak perlu membangun secara keseluruhan. Cukup membangun yang terasa penting dengan bujet yang ada.Setelah dana terkumpul, Anda bisa menambah bangunan,bisa ke atas atau pun melebar ke samping. Meskipun begitu, konsep rumah tumbuh memerlukan perencanaan konstruksi yang baik supaya hasil yang didapatkan lebih maksimal.
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk meng aplikasikan konsep rumah tumbuh. Pertama,pertimbangkan bagaimana rumah akan mengalami perubahan. Perubahan bisa dalam arti bentuk, kecukupan ruang, dan perubahan lainnya. Jika perubahan sudah diketahui,pertimbangan kedua yang perlu dipikirkan si penghuni adalah bagaimana perubahan tersebut bisa diakomodasi dengan baik tanpa mengorbankan aspek penting dari sebuah rumah yaitu aspek kesehatan, pencahayaan, dan konstruksi.
Untuk konstruksinya, rumah tumbuh dapat menggunakan konstruksi beton bertulang untuk dua atau tiga lantai, ini termasuk konstruksi konvensional yang sudah dikenal tukang yang mahir. Konstruksi lain yang prefab atau diproduksi di pabrik seperti konstruksi baja profil, beton prefab, atau bata blok.Konstruksi ini biasanya produk pabrikan yang punya standardisasi dan mudah dipasang, tapi membutuhkan keahlian khusus dalam memasangnya.
”Untuk konstruksi selain yang disebutkan tadi,tidak menutup kemungkinan juga untuk digunakan seperti konstruksi kabel, bambu, kayu, atau lain-lainnya,” kata Probo Hindarto, pengasuh website Astudioarchitect.comini Sementara itu,untuk membuat fondasi konsep rumah tumbuh, sebaiknya jenis fondasi yang digunakan adalah fondasinya seperti cakar ayam atau fondasi pile beton. Namun, fondasi juga bergantung pada kedalaman tanah keras yang bisa menopang beban bangunan. “Biasanya perlu membutuhkan keahlian khusus yaitu ilmu teknik sipil dan geodesi,”imbuhnya. Selain itu, fondasi harus bisa menahan beban di atasnya dengan meletakkan dasar pembebanan pada tanah keras di bawah fondasi tersebut.
Bila yang dimaksud adalah kolom, Probo menyebutkan, maka kolom ini harus cukup besar, dengan besi di dalamnya yang sesuai untuk menahan beban hidup dan beban mati dari bangunan yang ada untuk diteruskan ke fondasi. Konsep rumah tumbuh berkaitan dengan bangunannya. Sebab itu, keterkaitan dengan penataan interiornya juga perlu diperhatikan. Probo mengungkapkan, konsep ini lebih berkaitan dengan unsur penataan ruang dan menyelaraskan dengan kondisi lahan yang ada. Misalnya, masih cukup atau tidak,masih sehat apa tidak. Selain itu,lanjut dia,bila merupakan renovasi, harus dilihat juga apakah konstruksinya masih cukup kuat menahan beban atau harus ditambahkan atau diganti sistem konstruksinya.
“Kadang kala ini berarti mengubah interior dari rumah atau ruang di dalamnya karena kadang jika mengubah konstruksi berarti ruang bisa berubah, baik lebih luas atau lebih sempit. Kemudian interior bisa disesuaikan dengan sistem konstruksi yang ada di rumah,”katanya. Begitu pun dengan pemilihan gaya rumahnya. Meskipun bukan faktor penting dari konsep rumah tumbuh, memang perlu diperhatikan, terutama bagi mereka yang ingin pengembangan rumahnya lebih murah, biaya juga bisa dipengaruhi oleh jenis gaya yang digunakan, misalnya gaya klasik memiliki hiasan rumit yang cukup mahal.
“Karena konsep ini yang terpenting adalah lebih memperhatikan pada konsep desain ruangan,konstruksi, pengembangan,kesehatan bangunan, dan sebagainya,tapi bukan pada gaya atau tema,”katanya. (raya)
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk meng aplikasikan konsep rumah tumbuh. Pertama,pertimbangkan bagaimana rumah akan mengalami perubahan. Perubahan bisa dalam arti bentuk, kecukupan ruang, dan perubahan lainnya. Jika perubahan sudah diketahui,pertimbangan kedua yang perlu dipikirkan si penghuni adalah bagaimana perubahan tersebut bisa diakomodasi dengan baik tanpa mengorbankan aspek penting dari sebuah rumah yaitu aspek kesehatan, pencahayaan, dan konstruksi.
Untuk konstruksinya, rumah tumbuh dapat menggunakan konstruksi beton bertulang untuk dua atau tiga lantai, ini termasuk konstruksi konvensional yang sudah dikenal tukang yang mahir. Konstruksi lain yang prefab atau diproduksi di pabrik seperti konstruksi baja profil, beton prefab, atau bata blok.Konstruksi ini biasanya produk pabrikan yang punya standardisasi dan mudah dipasang, tapi membutuhkan keahlian khusus dalam memasangnya.
”Untuk konstruksi selain yang disebutkan tadi,tidak menutup kemungkinan juga untuk digunakan seperti konstruksi kabel, bambu, kayu, atau lain-lainnya,” kata Probo Hindarto, pengasuh website Astudioarchitect.comini Sementara itu,untuk membuat fondasi konsep rumah tumbuh, sebaiknya jenis fondasi yang digunakan adalah fondasinya seperti cakar ayam atau fondasi pile beton. Namun, fondasi juga bergantung pada kedalaman tanah keras yang bisa menopang beban bangunan. “Biasanya perlu membutuhkan keahlian khusus yaitu ilmu teknik sipil dan geodesi,”imbuhnya. Selain itu, fondasi harus bisa menahan beban di atasnya dengan meletakkan dasar pembebanan pada tanah keras di bawah fondasi tersebut.
Bila yang dimaksud adalah kolom, Probo menyebutkan, maka kolom ini harus cukup besar, dengan besi di dalamnya yang sesuai untuk menahan beban hidup dan beban mati dari bangunan yang ada untuk diteruskan ke fondasi. Konsep rumah tumbuh berkaitan dengan bangunannya. Sebab itu, keterkaitan dengan penataan interiornya juga perlu diperhatikan. Probo mengungkapkan, konsep ini lebih berkaitan dengan unsur penataan ruang dan menyelaraskan dengan kondisi lahan yang ada. Misalnya, masih cukup atau tidak,masih sehat apa tidak. Selain itu,lanjut dia,bila merupakan renovasi, harus dilihat juga apakah konstruksinya masih cukup kuat menahan beban atau harus ditambahkan atau diganti sistem konstruksinya.
“Kadang kala ini berarti mengubah interior dari rumah atau ruang di dalamnya karena kadang jika mengubah konstruksi berarti ruang bisa berubah, baik lebih luas atau lebih sempit. Kemudian interior bisa disesuaikan dengan sistem konstruksi yang ada di rumah,”katanya. Begitu pun dengan pemilihan gaya rumahnya. Meskipun bukan faktor penting dari konsep rumah tumbuh, memang perlu diperhatikan, terutama bagi mereka yang ingin pengembangan rumahnya lebih murah, biaya juga bisa dipengaruhi oleh jenis gaya yang digunakan, misalnya gaya klasik memiliki hiasan rumit yang cukup mahal.
“Karena konsep ini yang terpenting adalah lebih memperhatikan pada konsep desain ruangan,konstruksi, pengembangan,kesehatan bangunan, dan sebagainya,tapi bukan pada gaya atau tema,”katanya. (raya)
Dilihat sebanyak :
Follow Twitter @MalangBisnisCom
Baca MalangBisnis.com dari mana aja, tersedia versi mobile, Buka dari HP mu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar