MalangBisnis.com - Manfaat teh ternyata akan diperoleh jika sang peminumnya paham terlebih dahulu mengenai minuman dari daun tersebut.
"Jangan memukul rata bahwa satu jenis teh, misalnya, cocok untuk
seseorang. Tiap orang 'punya tehnya' sendiri," tutur Iffah Syarifah, anggota komunitas pecinta teh Arafah, dalam
acara Festival Teh, di Metro Trade Center Bandung.
Menurut psikolog ini, 50 persen faktor yang mempengaruhi kesehatan itu dipegang perannya oleh spiritual alias keyakinan orang yang meminumnya. Faktor fisik (tubuh), emosi, dan mental masing-masing menyumbang pengaruh 10 persen, 20 persen, dan 20 persen saja terhadap kesehatan.
"Berhubung DNA dan mind set setiap orang itu berbeda, sebagus apapun teh yang diminum tidak akan memberikan efek kesehatan kepada yang meminumnya kalau tidak yakin," jelas Iffah.
Setiap orang memiliki imunitas dan tingkat risiko kesehatan berbeda. Ini bisa dilihat dari keturunan, kebiasaan --seperti aktivitas, pola makan, istirahat, dan lain-lain-- serta perasaan dan pola pikir. Jika hal tersebut dihubungkan dengan manfaat teh, efek untuk individu yang mengonsumsinya pun berbeda-beda.
Dalam psikologi, 'kekuatan keyakinan' hubungan antara jiwa dan tubuh itu disebut dengan istilah psikosomatika. Selain diterapkan dalam ruang lingkup gaya hidup soal mengonsumsi teh, "Ini berlaku untuk konteks apa saja sebenarnya. Makanya di komunitas ini pendekatan yang digunakan itu dari segi psikologi," kata Iffah.
"Makanya bicara tentang teh, di sini kita mencoba berbagi soal pemahaman mind set peminum teh terlebih dahulu untuk dapat merasakan efek atau manfaat kesehatan," tambahnya.
Kalau meninjau hasil penelitian sebuah perusahaan teh, kebenaran itu didukung dengan pengaruh zat L-Theanine yang terkandung dalam teh guna menstimulasi gelombang otak alpha. Peran gelombang ini berhubungan dengan pikiran. Setiap hari, idealnya tubuh membutuhkan 50 ml L-Theanine yang bisa diperoleh dari sekitar 400 ml seduhan teh.
Ritme jantung dipengaruhi oleh memori bawah sadar yang ditunjukkan dengan HRV ( Heart Rate Variability). Ritme jantung yang baik itu indikatornya koheren. "Fisiknya, ini ditunjukkan dengan gelombang alpha di otak apakah teratur atau tidak," ujar Iffah menerangkan.
Di sisi lain, dalam tes emosi biofeedback, seseorang akan diketahui tingkat kekoherenan kognisi, emosi, dan spiritualnya. Ini ada hubungannya dengan kesehatan tubuh tadi.
Kategori hasilnya ada tiga. Seseorang dikatakan talented apabila tesnya menunjukkan koheren seratus persen setelah melewati dua tahap tes biofeedback, yakni nontreatment dan treatment. Pada tahap nontreatmenttreatment ia diajak mengatur nafas dan minum teh. kondisi individu yang dites dibiarkan apa adanya, sedangkan tahap
Kategori hasil kedua ialah very potential. Artinya, hasil tingkat koheren seseorang itu sekitar 50 persen pada tes pertama dan seratus persen pada tes kedua. Sementara kategori bermasalah apabila hasil kedua tahap tes yang dijalani menunjukkan kisaran koheren 50 persen.
Dari segi 'fisik' teh sendiri, kualitas yang memberikan zat manfaat kesehatan bagi tubuh yang optimal itu diperoleh dari daun yang ketika dipetik stomatanya sedang membuka besar saat berfotosintesis. Ketukan teratur alunan tasbih yang dilantunkan bersahutan saat memetik teh ternyata mampu membuat stomata membuka lebih lama.
Dalam psikologi tanaman, "Memang ada frekuensi dari bacaan tasbih yang membuat stomata lebih lama membuka. Akibat getaran dari bacaan itu stomata yang biasanya membuka dari pukul 07.00-10.00 bisa jadi menutup jam 11 atau 12 siang karena ada frekuensi itu," terang ilmuwan teh dari Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung, Salwa Lubnan Dalimoenthe.
seseorang. Tiap orang 'punya tehnya' sendiri," tutur Iffah Syarifah, anggota komunitas pecinta teh Arafah, dalam
acara Festival Teh, di Metro Trade Center Bandung.
Menurut psikolog ini, 50 persen faktor yang mempengaruhi kesehatan itu dipegang perannya oleh spiritual alias keyakinan orang yang meminumnya. Faktor fisik (tubuh), emosi, dan mental masing-masing menyumbang pengaruh 10 persen, 20 persen, dan 20 persen saja terhadap kesehatan.
"Berhubung DNA dan mind set setiap orang itu berbeda, sebagus apapun teh yang diminum tidak akan memberikan efek kesehatan kepada yang meminumnya kalau tidak yakin," jelas Iffah.
Setiap orang memiliki imunitas dan tingkat risiko kesehatan berbeda. Ini bisa dilihat dari keturunan, kebiasaan --seperti aktivitas, pola makan, istirahat, dan lain-lain-- serta perasaan dan pola pikir. Jika hal tersebut dihubungkan dengan manfaat teh, efek untuk individu yang mengonsumsinya pun berbeda-beda.
Dalam psikologi, 'kekuatan keyakinan' hubungan antara jiwa dan tubuh itu disebut dengan istilah psikosomatika. Selain diterapkan dalam ruang lingkup gaya hidup soal mengonsumsi teh, "Ini berlaku untuk konteks apa saja sebenarnya. Makanya di komunitas ini pendekatan yang digunakan itu dari segi psikologi," kata Iffah.
"Makanya bicara tentang teh, di sini kita mencoba berbagi soal pemahaman mind set peminum teh terlebih dahulu untuk dapat merasakan efek atau manfaat kesehatan," tambahnya.
Kalau meninjau hasil penelitian sebuah perusahaan teh, kebenaran itu didukung dengan pengaruh zat L-Theanine yang terkandung dalam teh guna menstimulasi gelombang otak alpha. Peran gelombang ini berhubungan dengan pikiran. Setiap hari, idealnya tubuh membutuhkan 50 ml L-Theanine yang bisa diperoleh dari sekitar 400 ml seduhan teh.
Ritme jantung dipengaruhi oleh memori bawah sadar yang ditunjukkan dengan HRV ( Heart Rate Variability). Ritme jantung yang baik itu indikatornya koheren. "Fisiknya, ini ditunjukkan dengan gelombang alpha di otak apakah teratur atau tidak," ujar Iffah menerangkan.
Di sisi lain, dalam tes emosi biofeedback, seseorang akan diketahui tingkat kekoherenan kognisi, emosi, dan spiritualnya. Ini ada hubungannya dengan kesehatan tubuh tadi.
Kategori hasilnya ada tiga. Seseorang dikatakan talented apabila tesnya menunjukkan koheren seratus persen setelah melewati dua tahap tes biofeedback, yakni nontreatment dan treatment. Pada tahap nontreatmenttreatment ia diajak mengatur nafas dan minum teh. kondisi individu yang dites dibiarkan apa adanya, sedangkan tahap
Kategori hasil kedua ialah very potential. Artinya, hasil tingkat koheren seseorang itu sekitar 50 persen pada tes pertama dan seratus persen pada tes kedua. Sementara kategori bermasalah apabila hasil kedua tahap tes yang dijalani menunjukkan kisaran koheren 50 persen.
Dari segi 'fisik' teh sendiri, kualitas yang memberikan zat manfaat kesehatan bagi tubuh yang optimal itu diperoleh dari daun yang ketika dipetik stomatanya sedang membuka besar saat berfotosintesis. Ketukan teratur alunan tasbih yang dilantunkan bersahutan saat memetik teh ternyata mampu membuat stomata membuka lebih lama.
Dalam psikologi tanaman, "Memang ada frekuensi dari bacaan tasbih yang membuat stomata lebih lama membuka. Akibat getaran dari bacaan itu stomata yang biasanya membuka dari pukul 07.00-10.00 bisa jadi menutup jam 11 atau 12 siang karena ada frekuensi itu," terang ilmuwan teh dari Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung, Salwa Lubnan Dalimoenthe.
Sifat-Sifat Teh:
- Rasa: Astrigent (rasa sepat khas teh)
- Diuretik: melancarkan kerja ginjal
- Aromatik: aroma harum menyegarkan
- Relaksasi: L-Theanine membuat gelombang Alfa otak teratur/tidak kacau
- Antioxidant: menangkal radikal bebas. (MB-2)
- Rasa: Astrigent (rasa sepat khas teh)
- Diuretik: melancarkan kerja ginjal
- Aromatik: aroma harum menyegarkan
- Relaksasi: L-Theanine membuat gelombang Alfa otak teratur/tidak kacau
- Antioxidant: menangkal radikal bebas. (MB-2)
Sumber : http://kompas.com/
Lihat Artikel Lainnya
Lihat Informasi & Promosi Bisnis
Follow Twitter @MalangBisnisCom
Baca MalangBisnis.com dari mana aja, tersedia versi mobile (otomatis), Buka dari HP mu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar