MALANG-BISNIS.COM - ARTIKEL ENTREPRENEUR- Menjalani bisnis, apapun produknya, jika berkenaan dengan khazanah budaya lokal, tetap perlu menggunakan cara lebih modern. Misalnya, mempromosikan batik dengan mengungkap histori di baliknya dengan lebih detail. Seperti keuletan perempuan berumur yang setia selama delapan hari bergulat dengan pewarnaan agar hasilnya optimal.

Pemilik usaha perlu mengangkat nilai budaya dan gaya hidup tradisional di balik produk yang dipromosikan. Selain itu juga mendokumentasikannya secara visual agar pasar bisa langsung menilai sendiri betapa berharganya produk tersebut.

Perancang busana kenamaan yang juga kurator seni dan budaya, Edward Hutabarat, menekankan pentingnya esensi nilai seni dan budaya dalam setiap produk lokal. Contohnya batik, atau aksesori seperti sisir dengan ukiran khas.

"Batiknya sendiri sudah indah dengan gaya simpelnya. Namun pikiran (manusianya-RED) perlu lebih modern dan cerdas. Itu baru namanya total look," tutur desainer yang akrab disapa Edo ini saat workshop bersama media di sekolah public speaking Talk-inc. beberapa waktu lalu.

Menurut Edo, dengan pemikiran cerdas dan modern dari pelaku bisnis atau penggiat budayanya, produk lokal akan muncul dengan totalitas dan dihargai pasar dunia. Inilah konsep total look dari Edo yang disampaikannya dengan sangat antusias.

Bagi Edo, cara berpikir modern seperti inilah yang kurang dimiliki pelaku bisnis atau penggiat mode, bahkan siapa pun yang ingin mempromosikan produk lokal di pasar internasional.

"Buka laptop, presentasikan produk fashion lengkap dengan dokumentasi nilai budaya di baliknya, di depan investor asing di luar negeri, dengan tetap tampil gaya," jelas Edo, menggambarkan bagaimana seharusnya perempuan bisa lebih memberdayakan dirinya dan sukses dengan apa pun bisnis yang digelutinya.

Untuk menciptakan materi promosi seperti ini perlu observasi mendalam dengan ekplorasi nilai budaya dari suatu produk lokal. Hasilnya, produk bisa lebih berharga. Tak hanya sekadar nilai rupiahnya, tetapi juga keunggulan dan kekhasan produk tradisional tersebut, tegas Edo.

Pasar akan menghargai produk lebih tinggi dengan bantuan dokumentasi yang bercerita tentang nilai budaya dan kearifan lokal di baliknya. Modern, bagi Edo, adalah dengan kembali kepada kultur.

"Jadi jangan hanya mengupas batik dari tampak luarnya saja. Kita perlu tahu, ada pemberdayaan perempuan di balik sebuah batik. Begitu pun dengan kesenian, kuliner khas Indonesia lainnya," papar Edo, yang mengenalkan batik dengan interpretasinya yang rapi, lembut, stylish, dengan brand Part One pada 2006.

Konsep promosi produk lokal dengan kemasan modern, tak hanya meningkatkan nilai sebuah produk. Namun juga menjadi cara melestarikan budaya. Bagi Anda yang menggeluti bisnis produk khas daerah, ide ini bisa menjadi sumber inspirasi bukan?(MB-98)
 
ARTIKEL LAINNYA DIKATEGORI INI :


***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Membuat Web Langsung Jadi ? INDO9.COM