MalangBisnis.com - RUMAH kebun bisa jadi pilihan pemilik rumah yang senang suasana nyaman, segar dengan halaman luas, serta dominasi tanaman dan pohon yang tidak terlalu rindang.
Biasanya pada konsep rumah kebun, bangunan rumah dibuat lebih minim dibanding dengan luas tamannya. Selain itu, lokasinya bukan di pusat kota. Tak ayal, dengan lahan hijau yang lebih luas, otomatis kualitas hidup pun lebih terjamin.

Menurut arsitek Nunung Adywijaya, konsep rumah kebun sebenarnya merupakan pemanfaatan lahan yang ada dimaksimalkan supaya mendapatkan nilai lebih. Tren rumah kebun pun sebenarnya sudah ada sejak dulu.

“Kalau dulu ada istilahnya, tanaman obat keluarga,” tandasnya.

Kini rumah kebun tidak hanya dimanfaatkan untuk tanaman obat, penghuni juga dapat menanam jenis tanaman lain berikut dengan elemen pelengkapnya. Tak jarang, sejumlah orang mengaplikasikan gazebo di kebun tersebut. Sementara untuk lokasinya, rumah kebun biasanya terdapat di Kota Bandung atau kawasan berhawa sejuk. Seiring perkembangan zaman,saat ini rumah kebun dapat diaplikasikan di kota-kota besar.

“Hanya cara penerapannya sudah pasti berbeda,” kata Nunung.

Pemanfaatan rumah kebun tidak hanya berfungsi sebagai penyalur sirkulasi udara yang baik untuk rumah dan penghuninya. Bagi sejumlah pemilik rumah kebun, banyak yang menjadikan area kebunnya sebagai mata pencaharian baru. Misalnya, pohon-pohon produktif seperti buah-buahan hasilnya dapat dijual. Atau bagi Anda yang gemar memelihara ikan, saat panen hasilnya bisa dijadikan usaha jual ikan. Pemanfaatan lain, area kebun dapat juga dimanfaatkan sebagai sarana santai Anda di rumah.

Sebelum mengaplikasikan rumah kebun, ada beberapa pertimbangan yang patut Anda perhatikan, yang pertama adalah lahan. Menurut Nunung, lahan menjadi penting sebab konsep ini sebetulnya memang membutuhkan lahan yang luas. Unsur pendukungnya pun tidak hanya berkaitan dengan tanaman-tanaman biasa saja, dalam hal ini si pengguna dapat memilih jenis tanaman yang dapat menghasilkan, seperti jenis tanaman anggrek yang dapat diperbanyak sehingga jadi seperti kebun anggrek. Unsur pelengkap lain bisa ditambahkan kolam ikan atau patung. Tapi dengan catatan, penataannya harus ideal.

Hal kedua adalah iklim yang ada di wilayah tersebut. Sebab, berhubungan dengan jenis tanaman apa yang tepat diletakkan di kebun tersebut.

“Karakter tanaman tentu berbeda-beda, ada yang cocok di iklim dingin ada juga yang tidak. Jadi, jika ingin tumbuh maksimal, sesuaikanlah dengan iklim di wilayah tersebut,” kata Nunung.

Yang terakhir adalah kebutuhan. Nunung mengungkapkan, bicara kebutuhan berarti bicara idealisme. Ambil contoh, sebut Nunung, dalam satu rumah, hanya satu orang yang hobi berkebun, misalnya sang nyonya rumah. Tapi terbentur lahan yang terbatas. Karena itu, dia memanfaatkan lahan di atas rumahnya untuk dibuat roof garden.
Permasalahan terjadi karena lahan yang terbatas si penghuni jadi kurang memperhatikan estetika penataan taman. Tak ayal, tanaman pun tumbuh tidak bagus. Nunung menyarankan, letakkanlah dengan bijaksana, yakni perhatikan pula estetikanya.

Semakin mengesankan konsep rumah kebun, beberapa alternatif tema bangunan yang bisa Anda usung yakni rumah bergaya country, rumah berkonsep bata ekspose, atau rumah tropis. Dari beberapa konsep yang disebutkan tadi bisa menunjang area kebun Anda. Sebab, menilik material yang digunakan mayoritas menggunakan bahan-bahan alam. Tak ayal, konsep rumah dan kebun menjadi satu kesatuan.(Koran SI/Koran SI/ftr)

Sumber : KOMPAS


Dilihat sebanyak :
Lihat Artikel Lainnya
Lihat Informasi & Promosi Bisnis
Follow Twitter @MalangBisnisCom















Baca MalangBisnis.com dari mana aja, tersedia versi mobile, Buka dari HP mu...




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Membuat Web Langsung Jadi ? INDO9.COM